Wednesday 26 June 2013

Sederhana

Bagi saya, sederhana adalah cukup dalam kondisi apapun. Tak tersandung dalam situasi buruk, namun juga tak silau dengan keserbaadaan. Jika setiap orang memiliki check list ‘true’ dan ‘false’, maka check list kedua setelah iman buat saya adalah ini: SEDERHANA


Sederhana. Adalah mengenal. Mengenal fungsi dan manfaat dengan baik. Tak berlebihan. Sinergi antara ilmu dan penghambaan padaNya. Ah, sederhana. Betapa saya sedang belajar mata kuliah itu pada universitas kehidupan yang kita jenjangi setiap semesternya, kawan.

Sederhana. Maka, dari orang-orang sederhanalah saya belajar. Dari semesta berikut adonan isinya. Sederhananya sang fajar adalah menghangatkan, sederhananya pagi adalah kesegaran, sederhana daun adalah diam. Sederhana malam adalah titik-titik cahaya. Juga angin yang berhembus pelan.
Sederhana. Mengilhami senyum tersangkut pada sesuatu yang kuhela dalam sepi. Diam-diam.

>>>>dari ketiga benda tercinta, yang pun dari mereka, saya belajar untuk sederhana

TEMPE
Sebuah handphone merk sony erricson tipe C100. Bertahan dalam keterbatasan adalah ilmu yang ia ajarkan. 8 tahun membersamai. Mengapa tempe? Itu ejekan adik saya untuk fisiknya yang menyerupai tempe :D tempe yang istimewa. Seistimewa mengertinya ia terhadap tuannya. Berkali-kali tempe sakit. Namun selalu kalah oleh kesembuhannya yang menakjubkan. Tempe membuat saya rindu akan suara khas sms yang tak bisa diganti-ganti. Nada singkat yang hanya berulang 2 kali. Ia mengajari sederhana dalam keapaadaan.

SIBIRU
Flashdisk pertama yang saya miliki. Butuh waktu cukup lama untuk menyisihkan uang jajan 80ribu untuk memilikinya kala itu. Waktu dan konsisten yang terbayar manis oleh rupanya yang begitu cantik dan lembut. Lihatlah, ia sampai begitu terlihat lebih tua dari usia aslinya. Saya memilikinya di awal semester kuliah, tahun 2006. Sederhana sibiru adalah setia. Sibiru sering sekali hilang, namun begitu mudah ia ditemukan. Mungkin jika bernyawa, itu artinya cinta? Entahlah. Saya yang nyata bernyawa, jelas mencintainya. Bersedih atas fungsinya yang telah mati kini. Sibiru tetap membersamai. Seperti tempe. Terlalu mahal untuk hilang.

BLACK
Black adalah pemaksa yang  saya cinta. Seringkali kami berbincang dalam diam. Tentang asa. Tentang harap. Yang begitu ia mengerti. Itulah yang menjadi alasannya membersamai. Black selalu mampu memunculkan senyum dan rasa suka yang terbit di palung hati. Kala fajar. Kala senja. embun membelai mesra. Kala angin menyeruak sesak yang indah. Black mengajari  sederhana dalam langkah Kala. Berputar dalam roda waktu. Berhenti adalah bencana. Ia akan menyeret seseorang jauh ke belakang. Black pun mengajari  sederhana dalam memberi. Sesuatu yang sedang sulit saya lakukan saat ini namun entah mengapa justru lebih banyak tertunaikan oleh mudah yang terselip ditengahnya.

Begitulah. Adakah lagi yang ingin mengajari sederhana kepada saya? Meski tak ingin, tanpa sadar saya banyak belajar sederhana dari banyak objek atom di muka bumi. Bukan tak mungkin, salah satunya adalah anda :))