Akan ku...

Akan kuterjemahkan rindu lewat rapal-rapal doa yang tak pernah kering.

Dalam setiap sapaan waktu yang berdetak satu-satu.

Akan kusampaikan cinta lewat suka dan tawa.

Bahwa bahagia akan terasa juga disini disana.

Akan kuwujudkan senyum di wajahmu mami... abi...

Bismillah...

Tentang kita

Tentang aku dan kamu yang kini menjadi kita...

Tentang senja dan hujan yang kini menjadi indah...

Aku bersyukur untuk kebersamaan juga cinta.

Alhamdulillah ^^,

Hari pertama masak untuk suami

Hihihi judulnya itu apalah apalah :D Tapi emang iya, Hari bersejarah hari ini tanggal 24 Juni 2015, hari pertama saya masak untuk suami. Setelah dua hari berkecimpung dengan deraian airmata. Hari ini sudah mulai bisa masak. Sudah beli wajan dan panci :D Menunya sederhana. Sayur tumis kacang panjang + tauge + tempe berikut minumnya jus mangga segar. Kenapa coba ada tauge yang notabene sayur yang tak saya suka?

Karena eh karena  kata tahta, kalau mau cepat hamil salah satunya sering-sering makan tauge. Hihi ketahuan.
Selama masak, suami agak lebay gitu. Bilang ga sabar mau makan masakan istri. Bilang hhhmmm pasti enak. Trus ikut bantu-bantuin sambil senyum-senyum :D Hehehe harap dimaklumi ya namanya juga pengantin baru :P

Rumah itu bernama Cirebon

Hari ini, hari kedua saya tinggal di Cirebon. Ikut suami yang sudah merantau ke kota rebon sejak lulus SMA. Rasanya mengharu biru. Saya seperti orang bingung yang serba plin-plan. Dari pertama kami menikah bulan lalu, tepatnya tanggal 31 Mei 2015. Suami harus kembali ke Cirebon 5 hari kemudian. Sebagai pasangan yang baru menikah (Ihiiirr,hehe) tentu saya dilanda demam malarindu. Dia kembali ke Lampung dua pekan kemudian, di hari kedua bulan Ramadhan.

Kemarin, tepatnya tanggal 22 Juni 2015, saya ikut suami ke Cirebon. saya kembali dilanda malarindu. Baru sampai, saya sudah menangis terus menerus. Sampai sesegukan. Dan ya Allah, saya bersyukur dianugerahi Allah seorang suami yang begitu penyabar. Dia ikut meneteskan airmata. Katanya ikut haru.

Tilawah Alquran versi langgam Jawa? Subhanallah!

Kening saya berkernyit saat melihat artikel yang di share beberapa orang di facebook. Langgam Alquran yang dibacakan dalam peringatan Isra Miraj. Apa itu langgam? Mulai deh kepo. Saya langsung buka youtube.

Dan hasilnya! Seperti mendengar lagu keroncong waljinah. Asing! Banyak yang mengecam tilawah Alquran dengan langgam jawa ini. Kesalahan tajwid, dimana panjang madnya dipaksakan mengikuti kebutuhan lagu. Begitu komentar Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar, Qari’ internasional dari Arab Saudi. Subhanallah. Maha Suci Engkau ya Allah dari apa yang sudah mereka lakukan.

Sudah ide sama, keduluan pula?

Awal tahun 2015, saya tiga kali dihadapkan kenyataan. Tiga ide (yang saya anggap paling wah buat saya sendiri) sudah bertengger manis dua diantaranya di rak toko buku gramedia.
"Ya Allah, ini kan...." cuma kalimat itu yang terbersit di fikiran.
selebihnya...

Sedih.

Sangat sedih.


Ide, konsep, sama persis. Hanya isi cerita yang berbeda. Sama dan mirip itu hal biasa, banyak yang bilang begitu. Tapi kemiripan yang nyata begini begitu menohok.

Tapi yang menjadi obat adalah, ketiga ide buku itu sudah di accdi penerbit.

Ah, kembali berproses, lebih fokus melihat ke depan, kurangi melirik kiri kanan. Itu yang harus saya lakukan, bukan?

Semagnum!