Sekian lama tak bisa bersahabat dengan debu, membuat saya mau tak mau
memikirkan benda ringan yang satu ini. apa sebabnya ia yang nyaris tak
memiliki massa, mampu membuat hidung saya dengan cepat terserang flu.
sedikit saja bersinggungan, maka beberapa jam kedepan hidung saya akan
gatal, memerah, mamfet (hehe), dan bernyanyi hatchi hatchi :D
Tapi pada akhirnya, bukan jawaban dari pertanyaan itu yang
terpikirkan di benak saya. hal lain. debu. ringan. beredar dimana-mana.
nyaris tak tampak. namun, jika dihitung jumlahnya. bisa saja debu itu
terkumpul menjadi sebuah gunung. banyak. sangat banyak.
Thursday, 21 June 2012
Monday, 11 June 2012
Sky And Me
Seminggu terakhir, aku mulai bercermin pd langit. Pagi mendung. Siang panas. Sore hujan. Malam basah. Pagi berkabut. Siang hujan. Sore basah. Malam kian dingin.
Aku sudah terbiasa bercermin pada langit. Bahkan sejak kemarin. Wajah yang sama. Pagi mendung. Siang mendung. Sore mendung. Malam mendung.
Hanya mendung katamu? Iya. Tapi karenanya, semalaman meringkuk basah kuyup.
Tapi detik ini aku merasa sehat. Tak masuk angin seperti kekhawatiranku yang berlebih. Kembali akan bercermin pada langit. Mendung? Cerah? Berkabut? Atau hujan? Tak masalah. Akan kulukis senyum diatasnya
selamat pagi dunia! :)
Aku sudah terbiasa bercermin pada langit. Bahkan sejak kemarin. Wajah yang sama. Pagi mendung. Siang mendung. Sore mendung. Malam mendung.
Hanya mendung katamu? Iya. Tapi karenanya, semalaman meringkuk basah kuyup.
Tapi detik ini aku merasa sehat. Tak masuk angin seperti kekhawatiranku yang berlebih. Kembali akan bercermin pada langit. Mendung? Cerah? Berkabut? Atau hujan? Tak masalah. Akan kulukis senyum diatasnya
selamat pagi dunia! :)
Subscribe to:
Posts (Atom)