“Hoek! Bau apa ini?!” teriak Rae si rusa kaget. Bau busuk tiba-tiba tercium hidungnya
“Hoek! Iya nih! Bau sekali!” Zee si Zebra ikut-ikutan berteriak. Zebra-zebra lainnya juga mencium bau yang sama.
“Kamu buang angin ya?”
“Enak saja! Kamu tuh yang buang angin!”
Mereka saling menyalahkan.
Tiba-tiba ada yang muncul dari permukaan sungai. Itu Onil si Kuda nil yang sejak tadi asyik berendam.
“Maaf ya teman-teman, aku yang buang angin.” ujar Onildengan santai. Ia bahkan kembali buang angin. Onilmembuka mulutnya lebar-lebar. Saking lebarnya, satu ekor rusa tentu bisa masuk ke dalam mulutnya itu. Dan, olala tercium kembali bau busuk itu.
“Kamu ini jorok sekali kuda nil!” ujar Zeekesal
“Iya, masa buang angin dari mulut!” Raemenambahi
Onil hanya menyengir lebar. Memang kenyataannya begitu. Semua kuda nil memang buang angin dari mulut.
“Tempat kamu makan kok sama dengan tempat buang angin? Huek! Mengerikan!” ejek Rae sambil tertawa
“Ahahahaha! Ahahahahaha!” Zee dan semua zebra ikut tertawa
Onil menjadi malu sekali. Rasanya ingin sekali ia menangis.
“Lihat dong, Onil berkaca-kaca. Sebentar lagi menangis tuh. Hahahaha. Badan besar tapi menangis seperti bayi. Hahahaha.”
Mereka sudah keterlaluan. Onil ingin sekali mengejar dan memberi mereka pelajaran dengan satu serudukan. Tapi Onil tahu, kalau itu ia lakukan. Mereka akan mati. Onilbukan hewan jahat. Ia memilih diam dan pergi. Onil menuju sungai yang lebih dalam untuk berendam.
Berendam sangat mengasyikan. Onildapat melupakan kejadian tidak menyenangkan tadi. Walaupun memang benar ia buang angin lewat mulut. Tapi mereka juga tidak bisa mengejeknya seperti itu. Ah sudahlah, lupakan saja.
Onil sedang asyik berendam, saat ia mendengar jeritan minta tolong,
“Tolong!”
Bukankah itu suara Rae?
“Tolong kami!”
Bukankah itu suara Zee tan teman-temannya? Ada apa dengan mereka?
Onill tak menunggu lama. Ia bergegas keluar dari sungai dan berlari ke arah suara jeritan. Tampak olehnya seekor Harimau mengejar Raedan rombongan Zee yang berlari kocar-kacir.
Onil dapat berlari cepat meskipun tubuhnya amat besar. Sekuat tenaga ia mengumpulkan nafas. Dan,
Hoaaaa....!
Onil buang angin lewat mulutnya. Tepat di depan wajah Harimau. Seketika Harimau itu kaget dan pingsan.
Rae dan rombongan Zee jatuh tersungkur kelelahan. Mereka masih kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi. Hampir saja salah satu dari mereka menjadi santapan Harimau. Ternyata Onil buang angin dari mulut itu ada gunanya juga.
“Terima kasih Onil,” ucap Rae terbata-bata. Ia masih lemas ketakutan.
“Maafkan kami ya. Kami sudah mengejekmu tadi. Tapi kamu justru menolong kami,” ujar Zeesambil menangis.
“Maaf ya Onil!” mereka semua meminta maaf dengan tulus.
Onil mengangguk dan tersenyum lebar. Membalas keburukan dengan kebaikan itu menyenangkan sekali ya?
(Lampung Post, 15 Juni 2014)