Wednesday 30 November 2011

Belajar dari debu

satu-satunya alasan saya mengganti nama pondok dari autumn menjadi semesta adalah karena saya ingin meluaskan mind set. begitu banyak mahluk semesta yang banyak memberi pelajaran, pun termasuk musim autumn (musim yang membuat saya jatuh cinta). baiklah. semoga selalu bisa belajar dari semesta. saya. juga kamu :)

saya ingin menuliskan salah satunya. satu nama yang tiba-tiba muncul saat saya sedang terserang flu (lagi-lagi). saya akrab sekali dengan flu. bisa dibilang begitu. tapi alhamdulillah bukan sinusitus. kata dokter, saya alergi. alergi debu dan udara malam (saya tahu ini 6 tahun yang lalu, kabar yang membuat saya berkata dalam hati: wah, udang. ternyata kamu punya teman, debu dan udara malam *geje).



baiklah. sudah saya putuskan. tulisan kali ini tentang debu. satu titik yang dianggap remeh namun sangat bisa membuat pusing tujuh keliling atau bahkan berakibat amat fatal.

debu. kecil. kotor. tak berguna. tak dianggap.

ah lihatlah. bahkan dia seharian ini sudah membuat hidung saya memerah dan kepala saya pusing tidak karuan. sekecil itu, debu mampu membuat mata seseorang pedih tidak karuan. tak bisa melihat dengan jelas. kelilipan. menjadikan luka bertambah parah. bahkan bisa berujung kematian. tidak ada yang bisa meremehkan hal kecil. sesuatu yang menyebabkan adanya hal besar.

debu. belajarlah darinya. meski tak dianggap. meski terlihat tak berguna. kotor. kecil. hey! bagaimana jika ia membuat dunia kelilipan? menjadi sesuatu tak terduga.


-pondoksemesta, 30nov11 15.20 wib-




1 comment: