Mujair suka sekali mencoba kegiatan baru. Ada-ada saja yang dilakukannya. Coba dengarkan apa yang diceritakannya kepada kura-kura kali ini.
“Aku suka sekali bermain kail di hilir sungai itu loh, Kura-kura.” Cerita Mujair sambil meliuk-liukan tubuhnya dengan semangat
“Apa? Kau bermain kail?” Tentu saja Kura-kura kaget. Tidak ada yang berani bermain-main dengan kail milik manusia itu. Semua induk di sungai melarang anak-anaknya mendekati kail. Bahaya sekali kalau sampai ada yang tersangkut mata kailnya. Hidupnya dapat dipastikan akan berakhir di perut manusia. Hiiii...
“Iya, dong. Asyik sekali bisa memakan cacing lezat sedikit demi sedikit.” Mujair melanjutkan ceritanya sambil tertawa. Kura-kura bukannya ikut tertawa justru bergidik ngeri.
“Bagian yang paling seru adalah saat si manusia mengangkat kailnya karena bergoyang-goyang. Eh, tahu-tahu umpan cacingnya sudah habis.” Lanjut Mujair tergelak
“Kau jangan suka main-main dengan kail, Mujair. Ayahku dulu pernah tersangkut kail. Beruntung sekali manusia itu melepaskan ayahku.” Ujar Kura-kura pelan. Duh, kok Mujair berani sekali ya.
“Ah, yang penting kan aku bisa hati-hati, Kura-kura.” Jawab Mujair masih tertawa. Hm, mengapa Kura-kura tidak ikut tertawa mendengar cerita serunya itu? Ah, tidak asyik
“Kalau kau mau lihat aksiku. Ayo ikuti aku, Kura-kura.” Mujair segera berenang ke hilir dengan penuh semangat.
“Tu..tunggu Mujair! Kau tidak boleh kesana. Bahaya!” Kura-kura panik mendengar ajakan Mujair. Dengan cepat, ia menyusul Mujair.
“Kau benar-benar tidak boleh bermain kail lagi, Mujair. Itu bahaya sekali!” kura-kura yang makin panik masih berusaha mengurungkan niat Mujair
“Ah, kau seperti Ibuku saja, Kura-kura. Cerewet sekali.” Jawab Mujair kesal
“Kalau kau tidak mau ikut ya sudah!” ucap Mujair ketus
Mujair sudah sampai di hilir, ketika ditengoknya Kura-kura tak mendekatinya lagi. Hanya diam disela-sela batu memperhatikannya. Hm, kura-kura harus melihat aksi hebatku ini, pikir Mujair dalam hati
Nah, itu dia kailnya! Sorak Mujair dalam hati. Wow! Besar sekali cacing malang yang menjadi umpan itu. Pasti nikamt sekali.
Mujair dengan gesit mendekati mata kail. Terlihat disana seekor cacing terkapar tak berdaya. Siap menjadi santapan.
“Hup! Hup! Nyam. Nyam...” uh! Nikmat sekali
Mujair melirik Kura-kura yang melongo menonton aksinya. Siap-siap ia mendekati mata kail lagi
“Slrup! Aaahhhh!!!!!” tiba-tiba Mujair menjerit kesakitan. Saat kail itu bergerak. Rupanya tersangkut di ekornya.
Gawat! Bagaimana ini? wajah Mujair pucat. Kura-kura yang melihat kejadian itu segera mendekati Mujair. Hendak menolong Mujair yang sedang meronta-ronta menyelamatkan diri.
Susah payah kura-kura membantu Mujair melepaskan mata kail itu dari ekornya. Setelah berhasil, mereka berdua terlempar ke tepi sungai. Mujair ternyata pingsan.
No comments:
Post a Comment