Tuesday, 6 September 2011

aku

saya merindukan aku. aku yang begitu menggebu-gebu. tak lelah berfikir positif. tak henti mengalahkan fikiran negatif.

saya merasa saya bukan lagi aku. aku yang mampu tersenyum meski dalam kenyataan terpahit sekalipun. aku yang lebih memilih tertawa-tawa dan bercanda sampai teman-temannya merasa si aku sama sekali tidak memiliki masalah. atau aku yang mampu tenggelam berlama-lama dalam sudut-sudut lemari perpustakaan sekolah. lantas dengan berat hati mengucapkan se yu bay bay pada buku-buku rapi jali dalam deretan lemari bertuliskan "boleh dibaca tapi tidak boleh dipinjam.". aku yang sangat menyukai novel-novel buya hamka tapi baru mengetahui bahwa beliau seorang ulama besar. aku yang 'sok' memahami majalah sastra bernama horison, dan tenggelam bersama karya-karya besar ws rendra, pramoedya ananta toer, gola gong, dan sederetan nama luar biasa lainnya.

saya sudah jauh dari aku. aku yang berlangganan majalah MQ dalam keterbatasan uang saku. merasa malu dan tidak enak hati pada seorang guru karena berlama-lama tidak bisa membayarnya. aku yang tanpa malu sedikitpun berjualan donat, berdua dengan kakakku membuatnya lantas menitipkannya di kantin sekolah. diam-diam memperhatikan siapa saja yang membeli donat-donat itu.

aku yang begitu terpukau oleh kumpulan cerpen 'ketika mas gagah pergi' milik kakakku yang dihadiahkan oleh teman-temannya. merasa sudah terbuka mata dan hati tentang hidup. dan begitu menggebu-gebu mengubah diri menjadi seorang 'akhwat'. aku yang begitu bangga dengan pakaian muslimahnya. aku yang tak perlu khawatir tentang apapun, sebab ia yakin ada Allah SWT menyertainya selalu.

ah, aku yang diam-diam merasakan sesuatu yang membuncah dalam hati ketika seseorang melintasi jejak dalam retina matanya. merasa ini indah namun begitu takut akan ketidaksukaanNya. mengakui bahwa itu 'cinta' namun tahu ada embel-embel 'monyet' dibelakangnya. untuk pertama kalinya, dia tidak menyambangi buku-buku, tapi justru merangkai kata-kata entah yang mungkin 'lucu':
"ada sesuatu yang bergerak-gerak disini. di hati. kala aku mendengar ada yang menyebut namamu. 
ada yang menari-nari disini. di hati. kala aku menangkap siluet bayangmu dalam retina mataku. 
ada yang meledak-ledak disini. di hati. kala kau begitu santun tersenyum dan menegurku."
saya tertawa membacanya. tapi rindu pada yang pernah menggoreskannya, yaitu aku.


aku yang menikmati hidup. haus akan ilmu. semangat akan ilmu. amat tahu betapa penyakit ujub, iri, dengki, dan kawan-kawan sangat penting dijauhi. ah, aku. aku yang begitu tahu apa yang harus ia lakukan. mantap menjalani masa depan. dimanakah kini duhai aku?

saya rindu sekali pada aku. benar-benar merindukannya.

semoga kami kembali bisa bersatu. Amin.

-pondoksemesta-

No comments:

Post a Comment