Sunday, 18 September 2011

Sebuah apel


saya tak begitu mengenalnya. dia meng-add saya setelah dua kali komen postingnya di salah satu group menulis at facebook.(padahal komen2 saya cukup mahal harganya -apa sih?- apalagi untuk mereka yang sekedar menambah jumlah friend list tanpa tau dia siapa).

entahlah, mungkin karena apdetan satusnya atau postingan di group darinya itu meringankan jari saya untuk memberi komentar (karena komen saya mahal -hadeh-, tidak semua saya komen, tapi selalu saya baca)... lebih tepatnya, saya selalu suka dengan apa yang dia tulis. ringan tapi padat. sesekali lucu tapi cerdas, pun juga kritis tapi merakyat. jujur,inspirasi menulis saya beberapa kali didapat dari statusnya.

seperti detik ini, ketika saya merasa heran. amat sangat merasa heran. heran atas satu kesalahan yang dilakukan oleh orang yang amat mengerti, dilakukan dengan sadar. singkatnya, dia tahu itu salah, tapi tetap menikmati kesalahan itu. di titik keheranan saya, saya menemukan ini (di postingannya):

tidak ada alasan untuk tidak memahami jalan pikir seseorang. sebab salah adalah saat ia terantuk batu ketika berjalan, atau memilih jalan yang berlubang. ia masih bisa memilih benar. hanya melihat kedepan. cukup pandangan mengarah kedepan. sebab ketika kau menoleh oleh salahnya ia, sangat besar kemungkinan kau akan terantuk atau masuk kedalam lubang.

ini seperti sebuah apel yang terjatuh di tangan saya dari piring yang ia bawa. dan saya menikmatinya. terima kasih teman :)

2 comments: