Tuesday, 20 May 2014

Flashback 15 tahun yang lalu

Hari ini. Hari terakhir menjadi pengawas US di SD Tunas Harapan tahun 2013/2014. Melihat satu persatu wajah-wajah serius khas anak-anak. Mengingatkanku pada satu momen itu. Tahun 1999. 15 tahun yang lalu.

Seorang anak perempuan.Dengan jepit rambut berwarna merah di kiri kanan poninya. Rambutnya lurus pendek sebahu. Jepit rambut memang tumben sekali ia pakai. Khusus untuk waktu 1 minggu. Agar poninya tidak mengganggu saat ia mengerjakan soal ujian.

Ah ya. Nomor urut 17. Di bangku pojok kiri paling belakang. Mata mengerjap-ngerjap. Berharap lancar mengerjakan soal demi soal.


Sesekali kening berkerut. Di akhir waktu, seorang teman yang duduk tepat didepannya berbisik pelan,
"Num, Hortikultura itu sayuran dan buah-buahan."
Itu persis satu-satunya soal yang tidak bisa ia jawab. Ada rasa ingin mengisi. Tidak jadi.

Selalu ada sayang. Selalu ada siapapun, apapun, bagaimanapun cara mereka untuk membuatmu belajar tidak jujur. Selalu ada sayang. Bahkan tiga hari yang lalu, tiga orang pengawas sekolah dari UPT tingkat kecamatan menganjurkan kami (pengawas ujian) untuk menganggap kalian sebagai "anak sendiri" dengan memberitahu jawaban. Demi Allah sayang. Belajarmu tentang kejujuran jauh lebih mahal dari sekedar nilai. Lebih mahal dari sekedar kualitas UPT yang dikhawatirkan. Lebih mahal dari sekedar. Ah, bahkan jika kalian hanya mengenal kami tiga hari saja. Kalian harus belajar satu hal...
"Nak, bu guru yakin kalian pasti bisa jujur."

Bahkan, yang lebih membuatku haru. Bu Ica memberi satu lagi pelajaran berharga. Yang kubaca dengan pasti di wajah-wajah kalian. Kalian mengerti. Kalian sungguh-sungguh mengerti...
"Tetaplah menjaga sholat 5 waktu. Bahkan walaupun teman, guru, atau orangtua tidak mengingatkanmu. Ingatkan diri sendiri. Tetap ingat Allah. Tetap ingat sholat."

Entahlah. Saat kalian satu persatu menjawab pertanyaan di hari ketiga US...
"Sebutkan cita-cita kalian satu persatu?"
"Dokter anak."
"Polisi."
"Pilot."
"Guru."
"Pengusaha."
"Sekolah Pelayaran."
Dst

Ada asa yang kubaca dari mata-mata kalian. Berjuanglah nak. Berjuanglah menajdi dokter anak yang jujur. Polisi yang jujur. Pilot yang jujur. Guru yang jujur. Pengusaha yang jujur. Nahkoda yang jujur. Jadi siapapun yang jujur.

Berjuanglah.

*Ada haru yang menyeruak saat kalian menyalamiku satu-persatu.

No comments:

Post a Comment