“Kalau kalian mau mujur seperti bapak, jadilah orang yang jujur,” begitu pesan pak Mujur. Pesan yang karena terlalu sering diucapkan, Faris dan teman-teman menganggapnya seperti angin lalu saja.
Namun hari itu, saat pak Mujur kembali berpesan,” kalau kalian mau mujur seperti bapak, jadilah orang yang jujur.”
Faris tertarik bertanya,“maksudnya bagaimana pak?”
“Maksud bapak, orang jujur itu pasti beruntung. Kalian mau mendengar cerita tentang bapak yang mujur karena jujur?” tanya pak Mujur sambil tersenyum
“Mau pak!” sahut anak-anak kompak. Sepertinya ini akan menarik.
“Sewaktu bapak akan lahir, ibunya bapak hendak dibawa oleh tentara penjajah bersama dengan belasan ibu-ibu lainnya. Waktu itu masih zaman penjajahan belanda. Saat ibu-ibu ditanya satu persatu, apakah mereka bisa membaca. Mereka berpikir yang tidak bisa membaca yang akan dibawa paksa.Banyak warga yang berbohong agar bisa pulang ke rumah. Ibunya bapak menjawab dengan jujur kalau ia tidak bisa membaca.” Pak Mujur berhenti sejenak.
“Akhirnya justru yang tidak bisa membaca yang ditinggalkan dan dapat kembali pulang ke kampung halaman. Karena saat itu tentara penjajah membutuhkan warga yang bisa membaca. Tak lama setelah tentara penjajah pergi. Bapak lahir. Karena itulah bapak diberi nama mujur.” Terang pak Mujur sambil tertawa.
Setelah bercerita, kembali pak Mujur berpesan,“kalau kalian mau mujur seperti bapak, jadilah orang yang jujur. Termasuk tidak mencontek saat mengerjakan tugas. Apalagi saat ujian.”
“Iyaaa paaak!” jawab Faris dan teman-temannya kompak.
Namun pesan pak Mujur hanya sekedar pesan. Lihat saja seharian ini, Faris dan teman-temannya sibuk membuat kode-kode khusus saat ujian akan berlangsung.
“Kalau satu jari yang menunjuk berarti jawabannya a. Kalau dua jari berarti b. begitu seterusnya,” serius sekali Rafif menjelaskan. Faris dan kelima teman yang lain mengangguk-angguk paham.
Saat mereka sedang serius seperti itu, Bayu datang menghampiri.
“Teman-teman, kalian tahu apa yang kutemukan tadi? hari ini kita beruntung sekali,” sorak Bayu senang.
Faris dan teman-temannya segera mengerubungi Bayu. Bayu mengeluarkan secarik kertas dari saku bajunya. Terlihat huruf-huruf a, b, c, dan d berbaris rapi. Seketika wajah-wajah mereka berbinar.
“Jawaban ujian?!” tanya mereka kompak.
Bayu mengangguk mantap. Seperti mendapat durian runtuh, mereka semangat sekali mengerjakan ujian matematika hari itu. Selama ujian berlangsung, Faris dan teman-temannya sesekali melirik dan tersenyum satu sama lain. Sebelum ujian dimulai, mereka sempat menyalin jawaban dari secarik kertas itu. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan jawaban demi jawaban dari secarik kertas itu.
Karena sangat yakin dengan jawaban dari secarik kertas, Faris dan teman-temannya sama sekali tidak membaca soal dan mengecek kebenaran jawabannya. Mereka baru membacanya setelah ujian selesai dan lembar soal boleh dibawa pulang.
“Soal pertama, 34 x 17. Kok jawabannya a. Seharusnya b. Coba kalian cek lagi.” ujar Faris sambil menghitung perkalian itu dibukunya.
Rafif tertarik ikut menghitung. Seketika wajahnya berubah menjadi cemas.
“Iya, Ris. Seharusnya b bukan a.”
Yang lain ikut menghitung. Kenyataan baru mereka sadari. Jawaban dari secarik kertas itu bukanlah jawaban soal matematika tadi. Dari sepuluh soal yang tergolong mudah. Hanya satu yang jawabannya benar. Faris dan teman-temannya menjadi panik.
“Bagaimana ini? kamu mendapat kertas itu dari mana, Yu?” tanya Reno cemas. Mereka semua terlihat cemas.
“Aku menemukannya di dekat pintu kamar mandi,” jawab Bayu lemas.
Mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi. Nasi telah menjadi bubur. Mereka lebih memilih menyontek daripada mengerjakan soal itu sendiri. Benar-benar tidak mujur. Faris seketika teringat pesan dari pak Mujur.
“Kalau kalian ingin mujur seperti bapak, jadilah orang yang jujur.”
Yang terjadi hari ini sebaliknya. Karena saat ujian tidak jujur, hasilnya terancam hancur. Faris dan teman-temannya sama sekali tidak mujur.
hayyah Faris, jangan nyontek dong :(
ReplyDeletehihihi nama hanya samaran dan rekayasa. jika ada kesamaan nama itu hanya kebetulan belaka :p
ReplyDelete